Banyak skema mental kita tentang seni rupa mungkin sangat kontras dengan gambaran mental kita tentang teknologi. Seni adalah ekspresi visual dari emosi melalui lukisan atau patung, sedangkan teknologi bersifat netral secara emosional dan bertujuan untuk memfasilitasi tugas kita sehari-hari dan memajukan masyarakat manusia.
Bagi banyak dari kita, perpaduan teknologi modern dan seni sangatlah tidak lazim. Seni hanyalah sekedar hobi, dan teknologi mendorong kemajuan peradaban manusia. Maksud saya, kita bisa dengan mudah membuang $400.000 untuk mendapatkan gelar Cornell dan akhirnya kehilangan pekerjaan karena kecerdasan buatan.
Meskipun terdapat pandangan fatalistis terhadap kemajuan teknologi modern, integrasinya dengan seni secara kuat telah membangkitkan apresiasi dan kebangkitan seni rupa yang lebih dalam. Seniman dapat menggunakan teknologi untuk mengekspresikan diri, memadukan media tradisional dan modern untuk menjangkau khalayak yang lebih luas, dan mengekspresikan subjek kompleks dengan cara yang nyata.
Saya menemukan contoh seperti itu di Galeri Shenan di Museum Seni Herbert F. Johnson. ini musim dingin di surga Pameran ini memamerkan karya seniman Shahpour Pouyan yang berbasis di London dan Teheran kepada Universitas Cornell dan komunitas Ithaca.
Pameran Pouyan mengkritik tirani dan penindasan sambil memberi penghormatan kepada keindahan sejarah Timur Tengah melalui keramik dan lukisan. Sang seniman mengeksplorasi arsitektur sebagai simbol kekuasaan dengan menonjolkan kehancuran dan kehancuran bangunan bersejarah. Meskipun pemirsa mungkin mengabaikan tema-tema mendalam ini, pengalaman VR yang menarik dan imersif pasti akan menarik bagi semua orang.
Realitas virtual memungkinkan pengunjung museum merasakan surga abad pertengahan sambil menghabiskan bulan-bulan musim dingin di masjid Persia abad ke-11 yang menakjubkan. Bahkan di ruangan yang dingin ini, pengalaman realitas virtual memberikan pengalaman liburan yang menyenangkan kepada pemirsa dan melibatkan pemirsa dengan pemahaman mendalam tentang isu-isu filosofis dan sosiopolitik. Meskipun media Barat menjelek-jelekkan Timur Tengah, kolaborasi menarik antara seni dan teknologi memungkinkan pemirsa untuk merasakan sejarah kejayaan yang terlupakan.
Peringkat 2
Bagian penting dari pameran ini adalah penghormatan kepada Qubba Imam al-Dawr, sebuah situs suci Irak yang dihancurkan oleh ISIS. Meskipun Pouyan tidak pernah menjelajahi monumen tersebut secara pribadi, ia menggambarkan hubungan emosionalnya dengan bangunan tersebut melalui keramik dan lukisan. Dengan menciptakan karya seni, ia mengunjungi tempat yang belum pernah ia kunjungi sebelumnya. Kini, kita bisa melakukan hal serupa dalam pengalaman realitas virtual di museum. Kita bisa menjelajahi kawasan surga yang sering disalahpahami. Kami melihat sekeliling dan memperhatikan setiap batu bata yang membingungkan, tersesat di taman yang menakjubkan. Seperti seniman yang terampil, kita dapat mengonseptualisasikan gagasan kita sendiri tentang surga.
Pameran ini merupakan contoh progresif dari apa yang secara historis kami sebut sebagai perpaduan seni dan teknologi, membawa pengunjung ke dunia seni yang menandai evolusi seni menuju digital. Museum-museum di seluruh negeri menggunakan teknologi mutakhir seperti augmented reality dan virtual reality untuk menunjukkan kepada masyarakat bagaimana seni dapat ditemukan di berbagai media. Di masa ketika seni terabaikan, museum memiliki kekuatan untuk memicu kebangkitan. Daripada bersembunyi di balik pandangan determinisme teknologi, seniman inovatif memanfaatkan teknologi baru ini dan memadukannya dengan karya mereka untuk menciptakan karya yang paling kuat bagi audiensnya.
Seni rupa adalah teknik tradisional yang mendapat tempat di dunia modern dengan inovasi terus-menerus. Meskipun seni sering kali dianggap tidak relevan, inovasi ini mendorong bidang teknologi dan seni ke depan, sehingga keduanya dapat berevolusi bersama. Kini, mengingat kita telah memasuki era digital baru, seniman memiliki kekuatan untuk mengubah persepsi negatif terhadap seni tradisional, berbagi keajaiban pendalaman artistik, dan mengomunikasikan subjek yang terabaikan dengan lebih jelas. Bagaimana dinamika ini akan mengubah masyarakat masih harus dilihat. tapi satu musim dingin di surga Sepertinya titik awal yang bagus.
Pendaftaran buletin
Ava Tafreshi adalah mahasiswa baru di Fakultas Seni dan Sains. Dia dapat dihubungi melalui: [email protected].